Dalam post ini, saya ingin memberi komentar tentang post yang ditulis oleh Pak Agus Nggermanto, yaitu tentang 10 sikap paradok yang dimiliki oleh orang kreatif yang dinyatakan oleh Mihaly Csikszentmihalyi dalam bukunya Creativity: The Work and Lives of 91 Eminent People.
Berikut ini adalah 10 sikap paradok yang dinyatakan oleh Mihaly:
1. Creative people have a great deal of physical energy, but they’re also often quiet and at rest.
Orang kreatif memang seperti tidak terlalu mengeluarkan energi yang banyak, karena tanpa harus susah payah dan capek2, orang yang benar2 kreatif bisa selalu mengeluarkan ide2 baru yang brilian. Jadi, kalau dibilang spt kata2 di atas, saya setuju. Karena, orang yang kreatif biasanya memiliki pengaturan energi yang pas dalam merealisasikan idenya (dengan cara yg kreatif pula), tetapi juga sering diam dan istirahat, untuk mencari ilham2 baru ketika dalam keadaan tenang.
2. Creative people tend to be smart yet naive at the same time.
For this point, i quite disagree. Karena, menurut saya orang kreatif adalah orang yang memang pintar pada bagian otak kirinya (bener kan ya?). Sedangkan kalau orang naif itu harusnya dia tidak bisa membedakan antara sesuatu yang biasa dengan sesuatu yang baru atau istimewa. Menurut saya, orang naif adalah orang polos yang berpikiran sempit, dan orang kreatif seharusnya tidak begitu. Orang kreatif harus memiliki pikiran yang luas. Tapii, bisa beda arti apabila naive dalam hal ini diartikan sebagai kekanak2an. Karena, orang kreatif memang harus memiliki sikap kekanak2an agar kreatifitasnya berkembang dan orisinil.
3. Creative people combine playfulness and discipline, or responsibility and irresponsibility.
Wah saya setuju sekali dengan kalimat di atas. Orang kreatif itu harus bisa menggabungkan antar sifat main2nya dia dengan disiplinnya dalam bekerja. Sehingga dpt menghasilkan suatu karya yang baru dan menyegarkan, yang belum pernah ditampilkan sebelumnya. Untuk responsibility dan irresponsibility juga saya setuju. Maksud irresponsibility dalam hal ini adalah dia berani untuk berimajinasi sesuatu yang ‘tidak bisa dipertanggungjawabkan’. Sesuatu yang tidak pernah/ tabu di pikirkan oleh orang lain. Tidak terpaku oleh batasan2 dan aturan2 yang berlaku. Maka, ia dapat menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
4. Creative people alternate between imagination and fantasy, and a rooted sense of reality.
Untuk hal ini, saya bilang orang kreatif bukan alternate antara imajinasi dan reality. Bahkan menurut saya, sikap orang kreatif itu biasanya menggabungkan antara imajinasi dengan realita,bukannya memakainya berganti2an. Mungkin dalam suatu proses menghasilkan sebuah karya, orang kreatif harus bergantian antara imajinasi dan realita. Tetapi dalam karya itu sendiri biasanya orang kreatif menggabungkan keduanya. Bukan menghasilkan karya yang terpisah antara realita dan imajinasi.
5. Creative people trend to be both extroverted and introverted.
Yeah, i agree! Orang kreatif itu extroverted dalam karyanya. Jadi dia mengekspresikan perasaan, ide, atau kehidupannya dalam karyanya. Tetapi, dalam kehidupannya sehari-hari biasanya orang kreatif cenderung untuk tidak banyak bercerita, atau cenderung introverted. Dia lebih ingin perasaan atau kehidupannya diceritakan dalam karyanya.Terkadang penumpahan emosi dalam karyanya lebih tajam atau frontal, dibandingkan dengan orang2 yang extroverted pada kehidupan nyata.
6. Creative people are humble and proud at the same time.
Untuk statement kali ini saya sedikit bingung mengartikannya. Karena, dia bisa rendah hati dan sombong dalam waktu yang bersamaan. Hmmm… Rendah hati dan sombong adalah tergantung masing2 individu, dan tergantun waktunya. Sepertinyaa,, saya kurang setuju dengan statement di atas. Karena, menurut saya mereka tidak bisa rendah hati dan sombong dalam waktu yang bersamaan, tetapi dalam waktu yang terpisah. Mungkin bisa diartikan, mereka terlihat rendah hati secara luar, tetapi dalam hatinya ada kesombongan atas kehebatannya.
7. Creative people, to an extent, escape rigid gender role stereotyping.
Saya setuju. Orang kreatif harus bisa keluar dari peran2 yang kaku, yang selalu mematuhi aturan2 yang berlaku. Dia harus bisa berbeda dari acuan (model/pattern) yang selama ini kaku orang2 lain pakai. Orang kreatif tidak akan takut dengan keluar dari comfort zone atau dari mindset kebanyakan orang. They always think aout of the box.
8. Creative people are both rebellious and conservative.
Inilah image yang selalu saya berikan pada orang kreatif. Orang kreatif dapat menggabungkan antara sifat pemberontaknya dengan hukum2 pasti lama yang tradisional. Sifat pemberontak dipakai dalam pembuatan karya2nya, untuk idenya yang orisinil. Tapi sikap conservative juga dipakai dalam teori2 teknikalnya, dan yang terpenting sebagai hukum2 lama yang mendasari sifat pemberontakannya tersebut.
9. Most creative people are very passionate about their work, yet they can be extremely objective about it as well.
Ya, memang benar. Mereka sangat bersemangat dengan karyanya. Tetapi karena mereka memang orang yang kreatif, sehingga mereka pun dapat berpikiran secara objektif. Apabila hasil karya orang lain memang lebih bagus atau ide orang lain lebih brilian, maka mereka akan mengakuinya dan berpendapat objektif. Tetapi, hal tersebut dapat meningkatkan motivasinya untuk mengeluarkan ide atau karya yang lebih kreatif lagi.
10. Creative people’s openness and sensitivity often exposes them to suffering and pain, yet also to a great deal of enjoyment.
Ya, keterbukaan orang kreatif yang sering di luar aturan dan terkadang2 frontal bisa membawa dua kemungkinan efek baginya, yaitu penderitaan untuknya tapi juga kegembiraan untuknya. Dan, dua efek terbut bisa ia rasakan dalam waktu yang bersamaan. Contohnya, seniman yang secara terbuka dan peka mengkritik pemerintahan yang bobrok, lalu ia ditangkap dan di penjara. Secara realita, mungkin ia merasakan penderitaan dan sakit. Tetapi, ia mendapatkan kegembiraan dan kepuasan hati atas kreativitasnya.
Itulah analisa dan komentar saya mengenai 10 paradox tersebut. Ada paradox yang saya setuju, yang tidak setuju, ada pula yang saya tidak memutuskan apakah setuju atau tidak. Tetapi paradox ini hanya gambaran secara umum, semuanya kembali ke individu masing-masing.
Terima kasih pak Agus!!